literasi keuangan

Pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai literasi keuangan tergolong rendah. Padahal, konsep ini merupakan pondasi penting untuk membangun masa depan yang lebih baik. 

Sebagian besar individu belum bisa mengelola keuangan pribadi dengan tepat. Akibatnya, banyak masalah yang muncul, seperti hutang yang menumpuk, kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, hingga gagal mencapai tujuan finansial.

Memahami Literasi Finansial

Literasi keuangan menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan) adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan keuangan masyarakat.

Berikut ini, definisi literasi keuangan menurut para ahli:

  • Chen dan Volpe. Literasi finansial adalah kemampuan mengelola keuangan agar hidup bisa lebih sejahtera di masa yang akan datang.
  • Remund. Literasi finansial adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan menggunakan masalah keuangan.
  • Manurung. Literasi finansial adalah seperangkat keterampilan dan pengetahuan yang memungkinkan seorang individu untuk membuat keputusan dan efektif dengan semua sumber daya keuangan mereka.
  • Kely, Hudson, dan Vush. Literasi finansial adalah kemampuan untuk memahami kondisi keuangan serta konsep-konsep keuangan dan untuk mengubah pengetahuan itu secara tepat ke dalam perilaku.
  • Lusardi. Literasi finansial adalah pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk membuat keputusan keuangan yang cerdas.

Manfaat Literasi Keuangan

Kemampuan literasi finansial sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam mengelola keuangan pribadi maupun rumah tangga. Berikut beberapa manfaat utama yang perlu Anda pahami.

1. Mengelola Keuangan dengan Lebih Baik

Mengelola keuangan dengan baik adalah fondasi untuk mencapai stabilitas finansial dan mewujudkan impian. Menyusun rencana yang realistis dan mengalokasikan dana secara efektif untuk mencapai tujuan, seperti membeli rumah, kendaraan, atau persiapan pensiun.

Pengelolaan keuangan yang buruk seringkali menyebabkan masalah hutang yang sulit diatasi. Hindari jebakan ini dengan mengelola pendapatan dan pengeluaran dengan bijaksana.

Ketika finansial dalam keadaan aman dan sehat, Anda dapat mengurangi stres dan menikmati hidup dengan lebih baik. Tidak perlu khawatir tentang uang dan dapat fokus pada hal-hal yang lebih penting.

2. Bijak Memilih Investasi

Tidak semua investasi menjanjikan keuntungan, beberapa diantaranya memiliki risiko tinggi dan bisa menyebabkan kerugian finansial yang besar. Jika dipertimbangkan dengan matang, Anda dapat meminimal kerugian.

Setiap investasi memiliki potensi keuntungan yang berbeda-beda. Dengan memilih instrumen yang sesuai profil risiko dan tujuan keuangan, peluang mendapatkan keuntungan dapat meningkat secara optimal.

Investasi dapat melindungi kekayaan dari inflasi dan menjaga nilai aset tetap stabil. Bukan hanya itu, instrumen yang tepat memberikan imbal hasil yang konsisten, serta menghasilkan passive income yang terus meningkat secara bertahap.

3. Terhindar dari Penipuan Keuangan

Umumnya, korban penipuan tergiur oleh janji keuntungan besar dalam waktu singkat. Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dengan cepat membuat seseorang lengah dan tidak kritis terhadap tawaran yang mencurigakan.

Kurangnya pemahaman tentang literasi keuangan membuat seseorang mudah dimanipulasi oleh penipu. Mereka mungkin kurang memahami risiko yang terkait dengan investasi atau tidak mengenali tanda-tanda penipuan.

4. Mandiri Finansial

Kemandirian finansial adalah kondisi di mana individu mampu memenuhi kebutuhan hidup tanpa bergantung pada orang lain dari segi keuangan. Hal ini merupakan tujuan yang sangat penting untuk dicapai, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Mandiri finansial memberikan rasa aman dan stabilitas ekonomi keluarga. Anda dapat memenuhi kebutuhan, seperti biaya pendidikan anak, kesehatan, dan kebutuhan sehari-hari, tanpa harus khawatir akan kekurangan keuangan.

5. Menghindari Hutang yang Berlebihan

Hidup bebas dari hutang yang berlebihan merupakan tujuan finansial yang banyak orang dambakan. Kondisi seringkali menimbulkan stres dan kecemasan. Ketika semua lunas, Anda akan merasakan beban hilang dan pikiran menjadi lebih tenang.

Tanpa hutang, Anda memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam mengelola keuangan. Mengalokasikan uang untuk kebutuhan yang lebih penting, seperti investasi, pendidikan, atau dana darurat.

Contoh literasi keuangan, seorang karyawan muda, ingin memiliki rumah sendiri. Namun, gajinya terasa pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hampir tidak pernah bisa menyisihkan uang untuk DP rumah.

Ia mulai belajar literasi finansial dan berinvestasi di reksadana dengan nominal yang sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, mencari cara untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Dengan disiplin dan konsisten, berhasil mengumpulkan uang DP untuk rumah impiannya dalam waktu relatif singkat.

Cara Mudah Mempelajari Keuangan Cerdas

Literasi finansial bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan dasar untuk mencapai kesejahteraan. Berikut ini langkah-langkah praktis yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam mengelola keuangan pribadi.

1. Kenali Indikator Literasi Finansial

Indikator literasi finansial adalah tanda-tanda atau ukuran yang menunjukkan seberapa baik seseorang memahami dan mengelola keuangannya. Indikator literasi keuangan dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain:

Pengetahuan Dasar

Pengetahuan dasar literasi finansial mengenai pemahaman terhadap konsep dasar keuangan seperti pendapatan, pengeluaran, aset, liabilitas, dan modal. Mengenal berbagai produk keuangan, seperti tabungan, deposito, investasi, asuransi, atau kredit. Memahami resiko berbagai produk keuangan.

Keterampilan Mengelola Keuangan

Seseorang yang terampil dalam mengelola keuangan terbiasa membuat anggaran dan mencatat pengeluaran. Mampu mengelola utang secara bijak, membuat keputusan investasi yang sesuai dengan profil risiko, serta merencanakan keuangan jangka pendek dan jangka panjang.

Perilaku Keuangan

Seseorang yang paham literasi finansial dan menerapkannya secara tepat memiliki kebiasaan menabung secara teratur, investasi berkala, meminimalkan pengeluaran yang tidak perlu, serta mampu menghadapi situasi keuangan tidak terduga.

2. Pelajari Tingkatan Literasi Finansial

Tingkat literasi finansial mengukur seberapa baik masyarakat memahami dan menerapkan konsep-konsep dasar keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini 4 tingkat literasi keuangan menurut OJK untuk mengukur kemampuan Anda.

Not Literate

Masyarakat yang masuk dalam kategori ini sama sekali tidak memiliki pengetahuan atau pemahaman tentang produk dan layanan jasa keuangan. Mereka mungkin tidak tahu apa itu bank, asuransi, atau investasi.

Less Literate

Masyarakat yang memiliki sedikit pengetahuan tentang produk dan layanan jasa keuangan. Mereka mungkin tahu apa itu bank, namun belum memahami sepenuhnya tentang berbagai jenis produk perbankan, seperti tabungan, deposito, atau kredit.

Sufficient Literate

Tingkat pemahaman yang cukup tentang produk dan layanan jasa keuangan. Seseorang dapat membandingkan berbagai produk keuangan dan membuat keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

Well Literate

Masyarakat yang memiliki pemahaman sangat baik tentang produk dan layanan jasa keuangan. Mereka tidak hanya memahami produk finansial, tetapi juga mampu mengelola secara efektif, merencanakan masa depan, dan mengambil keputusan investasi yang bijak.

3. Mulai Membuat Anggaran

Baik kebutuhan pribadi atau rumah tangga perlu membuat anggaran keuangan. Merencanakan pengeluaran, mencapai tujuan finansial, dan menghindari hutang yang berlebihan.

Catat semua sumber pendapatan, termasuk gaji, bonus, penghasilan sampingan, dan tunjangan. Identifikasi pengeluaran dengan membagi ke dalam beberapa kategori, seperti biaya tetap (tagihan listrik, air, internet, cicilan, asuransi), biaya variabel (makanan, transportasi, hiburan, belanja), dan biaya tidak terduga (perbaikan dan medis).

Catat semua pengeluaran secara rinci menggunakan aplikasi keuangan atau excel. Alokasikan semua anggaran sesuai dengan kondisi keuangan. Contoh pembagian keuangan menggunakan aturan 50/30/20.

  • 50% untuk kebutuhan pokok.
  • 30% untuk keinginan.
  • 20% untuk tabungan dan investasi.

4. Menentukan Tujuan Investasi

Menentukan finansial membantu Anda fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Dengan demikian, tidak akan mudah tergoda mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak perlu.

Tujuan finansial membantu lebih disiplin dalam mengatur pengeluaran. Anda akan berpikir dua kali sebelum membeli sesuatu yang tidak sesuai dengan tujuan keuangan.

6. Mengevaluasi Laporan Keuangan

Evaluasi laporan keuangan sangat penting karena memberikan gambaran yang komprehensif mengenai kondisi keuangan pribadi dan rumah tangga. Anda akan mengetahui secara jelas berapa banyak uang yang masuk, keluar, dan ke mana saja uang tersebut digunakan.

7. Diskusi dengan Pasangan

Masalah keuangan merupakan salah satu faktor penyebab konflik di dalam rumah tangga. Terbuka membahas anggaran, utang, dan tujuan finansial dapat menghindari kesalahpahaman dan perselisihan yang tidak perlu.

Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda tentang uang. Dengan berdiskusi, Anda dapat menemukan titik temu dan menyusun rencana keuangan yang sesuai dengan tujuan bersama.

Kemampuan untuk memahami dan mengelola uang secara efektif, menjadi kunci untuk meraih kesejahteraan finansial. Literasi  keuangan membantu Anda membuat keputusan finansial yang cerdas dan mencapai tujuan hidup lebih baik.

Meli Nurhaliza

Meli Nurhaliza adalah penulis yang berfokus pada topik keuangan keluarga dan peluang bisnis. Dengan gaya penulisan yang hangat dan praktis, Meli membantu pembaca menemukan solusi finansial yang relevan untuk kehidupan sehari-hari.

Bagikan: