Agar ide bisnis terwujud, Anda membutuhkan cara mencari modal awal yang cukup. Pendanaan ini penting untuk berbagai keperluan, mulai dari membeli peralatan, menyewa tempat, hingga menjalankan operasional sehari-hari.
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan modal awal. Salah satunya menggunakan sumber daya yang sudah Anda miliki. Mulai dengan menginvestasikan tabungan pribadi, menjual aset yang tidak terpakai, atau mencari partner kerja.
Panduan Lengkap Mencari Modal Usaha
Memulai bisnis seringkali terkendala oleh keterbatasan modal. Namun, tidak perlu khawatir, berikut ini strategi yang bisa Anda coba, tanpa mengajukan pinjaman ke Bank.
1. Memanfaatkan Tabungan Pribadi
Tabungan pribadi merupakan sumber pendanaan yang relatif cepat dan tanpa melibatkan pihak ketiga seperti bank atau investor. Namun, seperti halnya keputusan finansial lainnya, langkah ini memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan dengan matang.
Anda memiliki kendali penuh atas bisnis tanpa perlu berurusan dengan persyaratan dari investor atau bank. Proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan jauh lebih cepat dibandingkan dengan mencari pendanaan dari pihak luar.
Lantaran ini tabungan pribadi, Anda tidak perlu membayar bunga pinjaman, sehingga keuntungan bisnis dapat langsung dinikmati secara penuh. Cara mencari modal awal usaha ini membuat pelaku usaha bekerja lebih keras dan lebih fokus pada kesuksesan bisnis.
Akan tetapi, tabungan pribadi mungkin tidak mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan modal bisnis, terutama untuk bisnis yang membutuhkan investasi besar di awal. Jika bisnis mengalami kesulitan keuangan, Anda akan merasakan tekanan finansial lebih besar.
2. Cari Investor yang Tepat
Ada beberapa jenis investor yang perlu diketahui oleh pebisnis pemula, antara lain angel investor, venture capital, dan investor institusi. Ketiganya mencari bisnis yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dan tim yang kuat.
Selain mengejar keuntungan finansial, angel investor seringkali memiliki minat pribadi pada produk atau layanan yang ditawarkan perusahaan. Mereka juga seringkali memberikan bimbingan dan jaringan yang luas kepada perusahaan yang mereka investasikan.
Tujuan utama venture capital adalah mendapatkan keuntungan finansial yang tinggi dengan menginvestasikan dana pada perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar. Jika bekerja sama dengan mereka, perusahan harus tahu cara menghitung modal dan untung dalam berdagang.
Golongan investor institusi adalah lembaga-lembaga besar seperti dana pensiun, perusahaan asuransi, yayasan, dan endowment fund dari universitas. Biasanya, menanam modal pada berbagai tahap pertumbuhan perusahaan, mulai dari awal hingga yang lebih matang.
3. Bekerja Sama dengan Mitra Bisnis
Bekerja sama dengan mitra bisnis adalah salah satu strategi yang efektif untuk mendapatkan modal usaha tanpa perlu berhutang. Dalam model kerjasama ini, Anda dan mitra akan saling melengkapi, baik dari segi modal, jaringan, maupun keahlian.
Dengan cara mencari modal awal usaha ini, beban pengeluaran modal awal akan terbagi, sehingga mengurangi risiko finansial yang Anda tanggung sendiri. Pastikan memilih mitra bisnis yang sudah memiliki jaringan luas agar dapat mempercepat pertumbuhan bisnis.
Bekerja sama dengan seseorang yang memiliki keahlian berbeda-beda, menciptakan sinergi yang kuat dan meningkatkan daya saing bisnis. Adanya mitra bisnis akan memberikan dukungan dan motivasi untuk terus mengembangkan bisnis.
4. Memanfaatkan Program Pemerintah
Anda bisa mendapatkan modal tanpa harus membayar bunga seperti saat meminjam dari bank. Program pemerintah dirancang khusus untuk membantu UMKM, sehingga persyaratannya cenderung lebih mudah dipenuhi dibandingkan dengan pinjaman bank konvensional.
Selain modal, banyak program pemerintah yang juga menawarkan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa usaha. Sebagai contoh, program inkubasi bisnis yang menyediakan fasilitas dan mentoring untuk mengembangkan bisnis baru.
Selalu perbarui informasi tentang program-program pemerintah yang sedang berjalan. Anda bisa mencari informasi melalui website pemerintah, media sosial, atau mengikuti komunitas UMKM.
5. Sistem Bayar di Muka
Sistem bayar di muka disebut prepaid atau advance payment, adalah mekanisme di mana konsumen membayar sebagian atau seluruh biaya suatu produk atau jasa sebelum produk atau jasa tersebut benar-benar digunakan atau diterima.
Bagi penjual atau penyedia jasa, sistem ini memberikan aliran kas yang masuk lebih awal. Ini sangat menguntungkan karena mereka bisa menggunakan dana tersebut untuk berbagai keperluan bisnis, seperti membeli bahan baku, membayar gaji, atau memperluas usaha.
Bagi pembeli, sistem ini bisa menjadi cara untuk mengamankan produk atau jasa yang diinginkan, terutama jika produk tersebut memiliki ketersediaan yang terbatas. Bagi penjual, sistem ini mengurangi risiko pembatalan pesanan di kemudian hari.
Meskipun cara ini terlihat mudah, Anda harus tetap memahami cara menghitung kebutuhan modal usaha. Misalnya, untuk persiapan biaya pengemasan jika melayani pembelian secara online.
6. Mulai dari Bisnis Kecil
Memulai bisnis kecil sering kali dianggap sebagai langkah berani untuk meraih kemandirian finansial. Namun, banyak orang yang terkendala oleh keterbatasan modal. Padahal, dengan pendekatan yang tepat, memulai bisnis justru bisa menjadi solusi untuk mendapatkan modal tanpa harus terjerat utang.
Sejak awal, bisnis yang Anda rintis akan menghasilkan pendapatan. Pendapatan ini bisa langsung digunakan untuk membiayai pertumbuhan bisnis, membeli peralatan baru, atau bahkan diambil sebagai gaji. Dengan mengelola dana yang ada, secara langsung dapat belajar cara menghitung modal bisnis.
Waktu dan tenaga yang diinvestasikan dalam bisnis adalah bentuk modal yang tidak ternilai. Keterampilan dan pengetahuan yang Anda miliki akan terus berkembang seiring berjalannya bisnis, meningkatkan nilai sebagai pengusaha.
Bisnis yang sukses akan terus berkembang. Semakin besar bisnis, semakin besar pula potensi mendapatkan keuntungan. Laba ini bisa digunakan untuk memperluas bisnis atau diinvestasikan ke aset lain.
Menghitung Estimasi Modal Usaha
Estimasi modal usaha adalah perkiraan jumlah uang yang diperlukan untuk memulai dan menjalankan bisnis hingga mencapai titik impas. Angka ini mencakup semua biaya yang terkait dengan bisnis, mulai dari biaya awal hingga biaya operasional sehari-hari.
1. Komponen yang Perlu Diperhitungkan dalam Estimasi Modal
Berikut adalah komponen-komponen utama yang perlu pertimbangkan dalam cara menghitung modal awal usaha makanan atau produk dan jasa lainnya.
Biaya Awal (Startup Costs)
Berikut ini yang termasuk dalam pendanaan biaya awal
- Biaya legal. Pendaftaran perusahaan, notaris, izin usaha.
- Biaya sewa. Tempat usaha, gudang, atau tempat produksi.
- Biaya peralatan. Peralatan produksi, komputer, perlengkapan kantor.
- Biaya inventaris. Persediaan barang dagangan atau bahan baku.
- Biaya pemasaran. Desain logo, pembuatan website, promosi awal.
Biaya Operasional
Biaya operasional bisnis, meliputi:
- Gaji karyawan. Jika Anda mempekerjakan karyawan.
- Biaya utilitas. Listrik, air, telepon, internet.
- Biaya sewa. Jika Anda menyewa tempat usaha.
- Biaya bahan baku. Untuk produksi barang atau jasa.
- Biaya pemasaran. Iklan, promosi, event.
2. Metode Menghitung Estimasi Modal Usaha
Ada beberapa metode yang bisa Anda gunakan untuk menghitung estimasi modal usaha:
Metode Bottom-Up
Mulai dari menghitung semua biaya secara detail, mulai dari biaya terkecil hingga terbesar. Metode ini lebih akurat, namun membutuhkan waktu yang lebih lama.
Metode Top-Down
Mulai dari memperkirakan total pendapatan yang ingin dicapai, kemudian menghitung berapa persen dari pendapatan yang akan digunakan untuk biaya operasional. Metode ini lebih cepat, namun kurang detail.
Cara Menghitung Modal dan Contohnya
Seseorang ingin memulai usaha minuman kemasan.
Menghitung total biaya, misalnya
- Harga beli minuman per unit: Rp 2.000
- Biaya kemasan: Rp 500
- Sewa lapak per bulan: Rp 500.000
- Listrik per bulan: Rp 100.000
- Biaya promosi: Rp 200.000
- Biaya tak terduga: Rp 100.000
Total biaya per bulan = (Rp 2.500/unit x jumlah unit yang ingin dijual) + Rp 500.000 + Rp 100.000 + Rp 200.000 + Rp 100.000
Menentukan jumlah persediaan awal. Misalnya, ingin memiliki persediaan 1.000 minuman.
Rumus Menghitung Kebutuhan Modal
Modal awal = Total biaya produksi + Biaya operasional Modal awal = (Rp 2.500/unit x 1.000 unit) + Total biaya operasional
Jika total biaya operasional adalah Rp 900.000, maka
Modal awal = (Rp 2.500/unit x 1.000 unit) + Rp 900.000
Modal awal = Rp 2.500.000 + Rp 900.000
Modal awal = Rp 3.400.000
Jadi, modal awal untuk memulai usaha minuman kemasan ini adalah Rp 3.400.000.
Memulai bisnis memang penuh tantangan, tetapi dengan modal yang cukup dapat memaksimalkan potensi bisnis. Jangan pernah menyerah pada impian Anda. Teruslah belajar, berinovasi, dan mencari peluang. Ingat, keberhasilan bisnis tidak hanya ditentukan oleh cara mencari modal awal, tetapi juga semangat dan kerja keras.