Bila ingin memahami pengertian Return On Investment (ROI), sebaiknya pahami dulu bahwa teknik ini bertujuan untuk pengukuran sejauh mana laba diperoleh. Sehingga definisi ROI akan lebih sederhana untuk dipelajari bagi mereka yang sudah terjun ke dunia bisnis secara aktual.
Apapun bentuk bisnis dan usahanya, analisis ROI dapat dipersiapkan kerangkanya sebelum investasi terjadi. Seperti dengan lebih dulu mempertanyakan tentang ROI yang bagus berapa persen?
Bisnis adalah tentang menanamkan modal, jika modal tidak dapat kembali artinya usaha yang dijalankan tidak memperoleh keuntungan sama sekali. Sedangkan bila modal mengalami akumulasi yang sedikit saja, berarti margin keuntungan belum maksimal.
Daftar Isi
Memahami Tujuan dan Dampak Analisis ROI Sejak Dini
Terkadang bisnis itu terkesan sangat menjanjikan di awal. Padahal dalam dunia bisnis, logika harus berjalan bahwa “sirkuit kapital” dapat berhenti kapan saja.
Artinya seberapa banyak uang bisa berkembang, akan dipengaruhi oleh banyak indikator, salah satunya adalah ROI. Kesalahan dalam perhitungan ROI dapat mengganggu sirkuit kapital.
Setiap pebisnis dan pemodal tentu ingin mencapai akumulasi kapital tak terbatas sebagai wujud dari pengembangan modal. Namun dengan memahami tujuan ROI dengan lebih baik, ini akan membuat Anda dapat memprediksi sejauh mana sirkuit ini akan menjadi landasan bagi kelajuan modal awal yang Anda tanamkan.
Meskipun terkesan klasik, bisnis memang sangat kapitalistik. Namun Anda dapat mencapai akumulasi modal pada tahap yang aman dengan memahami sejauh mana pengembalian modal yang logis.
Dengan kata lain, semakin besar modal yang ditanamkan maka akan semakin besar pula pengembalian modal bisa terjadi. Sedangkan semakin kecil modalnya, maka harus memberikan batasan bahwa pengembalian pun akan terbatas.
Tujuan ROI akan memberikan dampak signifikan bagi pola pikir. Agar investor selalu menginvestasikan modalnya dengan mempertimbangkan risiko keselamatan usahanya di masa depan.
Menurut Kasmir (2019), ROI adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang tujuannya untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan pada seluruh modal yang diinvestasikan dalam aktiva dalam menghasilkan laba. Jadi ini adalah tentang bagaimana operasi perusahaan dalam pengelolaan pendanaan.
Mawarni, Apriliani dan Nugroho (2020) menjelaskan bahwa ROI dapat mempengaruhi harga saham. Artinya bagaimana cara meningkatkan return on Investment yang Anda pilih, nantinya dapat mempengaruhi efektivitas tentang harga saham maksimal yang bisa Anda dapatkan.
Bagi perusahaan yang sudah besar, besarnya harga saham akan sangat menentukan valuasi perusahaan dalam berbagai aspek. Ketika harga saham anjlok, tentu investor pun bisa merasakan dampak kerugian yang signifikan.
Namun pengertian ROI ini tidak hanya harus dipahami oleh perusahaan yang sudah mencatatkan sahamnya di BEI. Tapi juga untuk siapapun yang memulai investasi modalnya dengan besaran berapa pun.
Dengan memahami pengertian Return On Investment menurut para ahli ini, harapannya tiap investor jadi lebih paham bahwa nilai pengembalian investasinya sangat menentukan masa depan bisnisnya secara keseluruhan.
Contoh Menghitung Return On Investment
Kini saatnya untuk mempelajari proses penghitungan ROI. Rumus untuk perhitungan ROI sangatlah sederhana dan mudah dipahami oleh tiap orang.
ROI diperoleh dengan mengurangi pendapatan investasi dengan biaya investasi, kemudian Anda bagi dengan biaya investasinya yang dikalikan 100%.
Formula ROI ini dapat ditulis sebagai berikut:
(Pendapatan Investasi – Biaya Investasi) : Biaya Investasi x 100 persen
Dengan demikian, memang dapat disimpulkan bahwa perhitungan ini akan dapat menjadi gambaran tentang ROI yang bagus berapa persen. Sebab ROI berbanding lurus dengan margin keuntungan.
Sebagai contoh Return On Investment, perusahaan Anda berinvestasi sebanyak 200 juta rupiah pada sebuah gerai waralaba minuman. Laba yang diperoleh dalam penjualan minuman sebanyak 500 juta rupiah. Maka dengan menerapkan rumus ROI akan diperoleh persentasenya sebagai berikut:
ROI = (500.000.000 – 200.000.000) /200.000.000 × 100%
Maka ROI = 30% atau 0,3
Dapat Anda lihat bahwa persentase 30% ini lebih populer dipahami sebagai sebuah margin keuntungan. Nilai pengembalian yang didapat seorang investor dari dana yang ia tanamkan dalam sebuah bisnis yang dijalankan.
Semakin besar ROI maka artinya semakin besar keuntungan diperoleh. Namun juga akan diiringi dengan nilai investasi modal yang semakin banyak pula.
Cara Meningkatkan Return On Investment (ROI)
Mari coba mulai analisis tentang bagaimana cara meningkatkan Return On Investment yang baik. Beberapa orang yang telah paham tentang definisi Return on Investment kerap buru-buru dalam mengambil langkah.
Setelah tahu bahwa persentase ROI besar, biasanya investor akan meningkatkan nilai investasinya. Ia mulai dengan menanamkan begitu banyak modal tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lainnya.
Padahal sikap yang gegabah dalam bisnis hanya akan menimbulkan ketidakpastian Return On Investment itu sendiri. Untuk itulah, jika Anda memang berniat meningkatkan ROI pahami faktor-faktor dan cara sebagai berikut terlebih dahulu:
1. Risiko
Pahami bahwa tidak ada bisnis tanpa risiko, dengan sebuah kepastian maka bisnis seakan sangat menggiurkan. Mengetahui definisi dan jumlah pasti ROI tidak berarti angkanya statis, inilah yang dinamakan faktor risiko.
Risiko dapat berasal dari internal maupun eksternal. Jika dari internal misalnya dengan mempertimbangkan kondisi perusahaan Anda sendiri, apakah investasi memungkinkan atau tidak untuk sekarang.
Pada faktor eksternalnya, buatlah dulu analisis mengenai tempat investasinya. Apakah bisnisnya ini sejauh ini bagus atau populer di masyarakat atau tidak, misalnya seperti dalam contoh ROI waralaba di atas.
2. Analisis Keuangan
Sangat penting untuk buat analisis keuangan memang. Menjadi ujung tombak apakah nantinya ROI akan berguna atau tidak.
Tak ada satu pun investor yang berani investasi di kala ia tidak memiliki banyak uang. Jadi analisis keuangan seharusnya dimulai dari diri sendiri.
Jangan ambil risiko di masa sulit. Ada kalanya investasi yang diinginkan perlu ditunda lebih dulu karena menunggu keuangan yang stabil.
3. Uji Coba
Jangan langsung menaruh uang Anda sangat besar di sana. Bisnis apapun ada risikonya, apalagi setelah menganalisis sendiri keuangan secara internal dan eksternal.
Formula Return On Investment akan semakin dipahami bila Anda juga melakukan uji coba terlebih dahulu. Investasikan pelan-pelan saja dan satu per satu agar nantinya dapat diamati dengan baik apakah investasi ini menguntungkan atau justru merugikan.
4. Evaluasi
Buat selalu evaluasinya karena pencapaian ROI tidak selalu dapat mencerminkan pengertian dari Return On Investment. Bisnis selalu dapat mengalami kerugian atau bahkan sampai kepada pailit.
Evaluasi tiap kali sudah mengalami pengembalian modal dan keuntungan dapat dihitung. Agar segera bisa mengambil langkah tepat apakah akan meneruskan investasi atau tidak.
Pada dasarnya tiap pebisnis tak ada yang berharap investasinya mengalami kegagalan. Maka dari itu, sebaiknya pahami baik-baik mengenai teknik ini untuk dapat mempertahankan margin keuntungan.
Peningkatan investasi di masa depan sangat bergantung pada kegigihan dalam mempertahankan pengembalian yang gemilang. Untuk itulah seorang pebisnis harus selalu berpedoman dengan tujuan dan target ROI yang bagus.
Meskipun bisnis penuh dengan risiko, namun dengan memiliki pencapaian yang maksimal tentu akan membuat semakin semangat dalam berinvestasi. Analisis dan pemahaman terhadap pengertian Return On Investment sejak awal adalah langkah yang paling tepat untuk mencapainya.