Masih banyak orang di luar sana yang tidak memahami bedanya saham dan reksadana. Walaupun terkesan mirip, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan sehingga calon investor perlu memilih jenis yang paling sesuai dengan kebutuhan.
Ada banyak investor baru yang melakukan kesalahan dengan asal memilih jenis investasi. Walaupun beberapa orang mengaku berhasil dengan cara tersebut, risikonya sangat tinggi terutama jika dana yang Anda keluarkan berjumlah besar.
Daftar Isi
Sekilas tentang Saham dan Reksadana
Saham adalah instrumen investasi yang menunjukkan kepemilikan seseorang atau perusahaan dalam suatu perusahaan.
Dengan memiliki saham, kamu menjadi salah satu pemilik perusahaan tersebut dan berhak atas sebagian keuntungan perusahaan yang biasanya dibagikan dalam bentuk dividen.
Selain itu, nilai saham bisa naik atau turun tergantung pada kinerja perusahaan dan kondisi pasar. Ini membuat investor juga bisa mendapatkan keuntungan dari capital gain jika harga saham meningkat.
Namun, saham termasuk investasi dengan risiko tinggi karena pergerakan harga yang fluktuatif. Ini cocok untuk mereka yang memahami pasar dan memiliki toleransi risiko yang baik.
Reksa dana sendiri adalah instrumen investasi yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk dikelola oleh manajer investasi.
Dana ini kemudian diinvestasikan ke berbagai instrumen seperti saham, obligasi, atau pasar uang. Nantinya instrumen tersebut sesuai dengan jenis reksa dana yang dipilih oleh manajer investasi.
Keunggulan reksa dana adalah kemudahan akses dan diversifikasi yang baik. Ini membuat risikonya lebih rendah daripada investasi langsung di saham.
Reksa dana cocok untuk pemula yang ingin mulai berinvestasi tanpa perlu memantau pasar setiap saat. Pengelolaannya dilakukan oleh profesional sehingga jauh lebih aman.
Apa Bedanya Saham dan Reksadana?
Ada beberapa hal yang menjadi perbedaan utama antara saham dan reksadana. Simak 8 poin yang menjadi perbedaan antara keduanya di bawah ini:
1. Tempat Membeli
Saham dapat dibeli melalui perusahaan sekuritas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kamu perlu membuka rekening efek di sekuritas tersebut, yang kemudian menyediakan platform trading, baik dalam bentuk aplikasi maupun website.
Proses ini membutuhkan dokumen seperti KTP, NPWP, dan rekening bank. Setelah akun dibuat, kamu bisa langsung membeli saham melalui platform tersebut sesuai pilihan.
Berbeda dengan saham, reksa dana dapat dibeli melalui banyak saluran yang lebih fleksibel, seperti bank, manajer investasi, atau aplikasi investasi online. Proses pendaftaran lebih sederhana dibandingkan saham karena tidak memerlukan rekening efek.
Dengan banyaknya marketplace reksa dana saat ini, investor dapat memilih platform yang mudah diakses dan menawarkan berbagai jenis reksa dana sesuai kebutuhan investasi mereka.
2. Besar Modal Awal
Modal awal untuk membeli saham bergantung pada harga per lembar saham, yang minimal harus dibeli sebanyak 1 lot (100 lembar). Jika harga saham Rp1.000 per lembar, kamu membutuhkan minimal Rp100.000.
Namun, untuk saham-saham blue-chip atau emiten besar, harga per lot bisa jauh lebih tinggi, sehingga membutuhkan modal yang lebih besar. Hal ini membuat saham sering dianggap lebih mahal sebagai instrumen investasi awal.
Sementara itu, reksa dana memungkinkan investasi dengan modal awal yang jauh lebih kecil, mulai dari Rp10.000 hingga Rp100.000.
Kemudahan ini membuat reksa dana lebih terjangkau bagi investor pemula atau mereka yang ingin mencoba investasi dengan dana terbatas. Fleksibilitas ini menjadi daya tarik utama bagi reksa dana, terutama bagi masyarakat yang ingin memulai investasi tanpa modal besar.
3. Proses Pengelolaan Dana Investasi
Dalam saham, investor bertanggung jawab penuh atas pengelolaan dan pengambilan keputusan investasi. Kamu perlu menganalisis kinerja perusahaan, mengikuti berita pasar, dan menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham.
Pengelolaan ini membutuhkan pengetahuan mendalam tentang pasar modal serta waktu untuk memantau fluktuasi harga secara rutin.
Sebaliknya, pada reksa dana, dana investasi dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman. Manajer investasi akan menentukan strategi portofolio berdasarkan jenis reksa dana yang dipilih.
Investor cukup memilih produk reksa dana yang sesuai dengan tujuan mereka tanpa harus memantau pasar secara langsung. Hal ini membuat reksa dana menjadi pilihan praktis bagi mereka yang tidak memiliki waktu atau pengetahuan mendalam tentang investasi.
4. Tingkat Risiko
Investasi saham memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi karena harganya sangat fluktuatif, dipengaruhi oleh kondisi pasar, ekonomi, dan kinerja perusahaan. Jika perusahaan mengalami penurunan kinerja atau pasar sedang lesu, nilai saham bisa turun drastis.
Oleh karena itu, saham cocok untuk investor yang memiliki toleransi risiko tinggi dan kemampuan menganalisis pasar dengan baik.
Reksa dana, terutama jenis seperti pasar uang atau pendapatan tetap, menawarkan tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan saham. Diversifikasi portofolio yang dilakukan oleh manajer investasi membantu mengurangi risiko kerugian.
Namun risiko tetap ada terutama pada reksa dana saham yang pergerakannya juga dipengaruhi oleh fluktuasi pasar. Reksa dana cocok untuk investor dengan profil risiko rendah hingga menengah.
5. Lama Investasi
Saham fleksibel untuk investasi jangka pendek maupun panjang. Namun, umumnya, saham lebih disarankan untuk investasi jangka panjang karena potensi kenaikan nilainya yang lebih besar dalam periode waktu yang lama.
Dengan demikian, risiko fluktuasi pasar yang tinggi dalam jangka pendek bisa diminimalkan seiring pertumbuhan perusahaan.
Reksa dana, tergantung jenisnya, juga bisa digunakan untuk berbagai jangka waktu investasi. Reksa dana pasar uang cocok untuk jangka pendek karena menawarkan likuiditas tinggi dan risiko rendah.
Sementara itu, reksa dana saham lebih cocok untuk jangka panjang, mirip dengan saham, karena pergerakannya cenderung stabil dan menguntungkan seiring waktu.
6. Besar Keuntungan
Keuntungan investasi saham bisa sangat besar, terutama jika kamu membeli saham di waktu yang tepat dan kinerja perusahaan terus meningkat.
Selain capital gain dari kenaikan harga saham, kamu juga berpotensi mendapatkan dividen jika perusahaan membagikan keuntungan. Namun, keuntungan besar ini sejalan dengan risiko yang tinggi.
Pada reksa dana, keuntungan cenderung lebih stabil tetapi biasanya lebih kecil dibanding saham. Keuntungan ini berasal dari hasil investasi portofolio yang dikelola manajer investasi, dikurangi biaya pengelolaan.
Reksa dana memberikan kenyamanan bagi investor yang lebih mengutamakan kestabilan daripada keuntungan besar dalam waktu singkat.
7. Perhitungan Pajak
Investasi saham dikenakan pajak final sebesar 0,1% dari nilai transaksi jual. Selain itu, jika kamu menerima dividen, pajaknya sebesar 10%.
Pajak ini dihitung dan dipotong secara otomatis oleh perusahaan sekuritas atau emiten yang membagikan dividen, sehingga kamu tidak perlu repot mengurus sendiri.
Reksa dana, hingga saat ini, tidak dikenakan pajak langsung atas keuntungannya. Hal ini membuat reksa dana lebih menarik bagi investor yang ingin memaksimalkan keuntungan tanpa memikirkan potongan pajak.
Namun, pajak bisa dikenakan jika investor memindahkan hasil investasinya ke rekening bank, tergantung kebijakan perpajakan yang berlaku.
Jenis Perbedaan | Saham | Reksa Dana |
Tempat Membeli | Dibeli melalui perusahaan sekuritas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). | Dibeli melalui manajer investasi, bank, atau platform investasi online seperti marketplace reksa dana. |
Besar Modal Awal | Minimal membeli 1 lot (100 lembar saham) dengan modal tergantung harga saham. | Modal awal sangat kecil, bisa mulai dari Rp10.000 hingga Rp100.000, tergantung platform atau jenis reksa dana. |
Proses Pengelolaan | Investor mengelola sendiri. | Dikelola oleh manajer investasi profesional. |
Tingkat Risiko | Risiko tinggi karena harga saham fluktuatif. | Risiko lebih rendah karena portofolio terdiversifikasi. |
Lama Investasi | Cocok untuk jangka panjang, tetapi fleksibel juga untuk jangka pendek. | Jangka waktu tergantung jenis reksa dana: pasar uang (pendek) dan saham (panjang). |
Besar Keuntungan | Potensi keuntungan tinggi melalui capital gain dan dividen. | Keuntungan lebih stabil namun cenderung lebih kecil. |
Perhitungan Pajak | Pajak 0,1% dari nilai transaksi jual saham, serta pajak dividen sebesar 10%. | Hingga saat ini, tidak ada pajak langsung atas keuntungan reksa dana. |
Sulit jika harus memilih mana yang lebih baik antara saham dan reksadana. Dengan melihat bedanya saham dan reksadana, setiap orang harusnya bisa memilih yang lebih sesuai dengan kebutuhannya.