Cara Mengatur Keuangan Pribadi

Cara mengatur keuangan pribadi terkesan gampang-gampang susah. Sebenarnya ada banyak alat bantu yang bisa Anda manfaatkan supaya langkah mengatur keuangan pribadi menjadi semakin mudah.

Tetapi pada kenyataannya, masih banyak orang yang mengaku kesulitan saat mengatur keuangan pribadi. Kondisi ini sering terjadi baik untuk Anda yang masih single maupun setelah berkeluarga.

Cara Mengatur Keuangan Pribadi

Ada beberapa langkah yang terbukti efektif saat atur keuangan pribadi. Jika sering kesulitan mengaturnya, ikuti beberapa tips berikut ini:

1. Pisahkan Kebutuhan dan Keinginan

Memisahkan antara kebutuhan dan keinginan menjadi cara mengelola keuangan pribadi pertama yang paling vital. 

Kebutuhan adalah pengeluaran yang harus dipenuhi untuk hidup, seperti makanan, tempat tinggal, transportasi, dan pakaian yang relevan untuk situasi tertentu. Misalnya, membeli pakaian formal karena Anda membutuhkan baju kerja adalah kebutuhan. 

Sebaliknya, keinginan adalah sesuatu yang tidak mendesak seperti membeli pakaian bermerek hanya karena mengikuti tren.

Untuk membedakannya, tanyakan pada diri sendiri apakah ini benar-benar dibutuhkan sekarang? Jika jawabannya tidak, itu adalah keinginan. 

Dengan menahan pengeluaran untuk hal-hal yang tidak penting, Anda dapat mengalokasikan uang untuk hal yang lebih prioritas.

2. Pakai Strategi Keuangan

Memilih metode pengelolaan keuangan yang tepat sangat vital saat belajar mengatur keuangan pribadi. Dua metode populer yang bisa dicoba antara lain metode 50/30/20 dan 40:10:10:30:10.

Untuk metode 50/30/20, pembagiannya adalah sebagai berikut:

  • 50% untuk kebutuhan pokok, seperti sewa rumah, listrik, makan, dan transportasi.
  • 30% untuk keinginan, seperti hiburan atau belanja yang tidak mendesak.
  • 20% untuk tabungan atau investasi.

Sedangkan untuk metode 40:10:10:30:10, pembagiannya antara lain:

  • 40% untuk kebutuhan harian.
  • 10% untuk cicilan utang.
  • 10% untuk premi asuransi (jika ada).
  • 30% untuk tabungan, investasi, atau dana darurat.
  • 10% untuk sedekah atau donasi.

Pilih metode yang paling sesuai dengan kondisi keuangan Anda. Jika memiliki cicilan, metode kedua bisa lebih ideal. Terapkan secara disiplin agar pengeluaran tetap terkendali.

3. Buat Anggaran yang Realistis

Setelah memilih metode, buat anggaran bulanan untuk mengetahui alur masuk dan keluarnya uang. Pisahkan pengeluaran dalam kategori kebutuhan, keinginan, dan tabungan. Catat setiap pengeluaran kecil sekalipun, seperti biaya nongkrong atau membeli kopi.

Contohnya, jika penghasilan Anda Rp5 juta dan menerapkan metode 50/30/20, maka:

  • Rp2,5 juta dialokasikan untuk kebutuhan.
  • Rp1,5 juta untuk keinginan.
  • Rp1 juta untuk tabungan atau investasi.

Dengan cara atur keuangan pribadi ini, Anda dapat memonitor pengeluaran sehingga tidak keluar jalur. Penting untuk konsisten mengikuti anggaran keuangan setelah membuatnya.

4. Miliki Batas Utang dan Cicilan

Berutang tidak selalu buruk jika dilakukan dengan bijak, tetapi jangan sampai utang membebani keuangan. Idealnya, total cicilan Anda tidak lebih dari 10% penghasilan.

Misalnya, jika gaji Anda Rp5 juta, maka batas maksimal untuk cicilan adalah Rp500 ribu. Pastikan cicilan yang diambil sesuai kemampuan, seperti membeli barang yang memang dibutuhkan. 

Hindari mengambil beberapa cicilan sekaligus, karena itu bisa mengganggu keuangan dan mengurangi ketenangan pikiran. Fokus melunasi satu utang sebelum memutuskan untuk mengambil utang lainnya.

5. Pakai Kartu Kredit dan Paylater dengan Bijak

Kartu kredit dan paylater bisa menjadi alat bantu keuangan yang praktis, tetapi juga berisiko jika tidak digunakan dengan bijak. Namun dalam cara kelola keuangan pribadi, tetapkan batas penggunaan sesuai dengan anggaran awal yang sudah disusun.

Contohnya, gunakan kartu kredit hanya untuk kebutuhan mendesak, seperti membeli tiket pesawat atau membayar tagihan darurat. Hindari menggunakan kartu kredit untuk belanja impulsif, apalagi jika anggaran Anda ketat. 

Jika tidak membutuhkan barang atau jasa tertentu, lebih baik hindari penggunaan kartu kredit atau paylater sama sekali. Alokasikan dana yang tersisa ke tabungan atau dana darurat.

6. Miliki Dana Darurat dan Tabungan

Dalam cara manage keuangan sendiri, dana darurat dan tabungan adalah dua hal yang berbeda, tetapi sama-sama penting. 

Dana darurat digunakan untuk situasi mendesak seperti biaya medis, perbaikan kendaraan, atau kebutuhan mendadak lainnya. Angka untuk dana darurat minimal sejumlah 3 bulan pengeluaran.

Tabungan sendiri berfungsi untuk mencapai target jangka panjang seperti membeli rumah atau pendidikan anak. Pisahkan keduanya dalam rekening berbeda agar lebih mudah dikelola. 

Jangan anggap remeh uang receh. kumpulkan kembalian dalam wadah khusus. Meski terlihat kecil, uang ini bisa terkumpul menjadi jumlah yang signifikan dan digunakan untuk kebutuhan tambahan.

7. Susun Wishlist Pribadi

Merencanakan wishlist atau daftar keinginan dalam beberapa periode membantu Anda lebih fokus saat mempraktikkan cara manajemen keuangan pribadi

Wishlist ini bisa berupa target besar, seperti membeli rumah, kendaraan, atau pergi umrah, hingga target kecil seperti membeli gadget baru.

Bagi wishlist ke dalam kategori waktu, misalnya target jangka pendek (1 tahun), menengah (3-5 tahun), dan panjang (5 tahun ke atas). Contoh, jika Anda ingin membeli rumah dalam 5 tahun, hitung total biaya yang dibutuhkan, lalu bagi dengan waktu yang tersedia. 

Dengan begini, Anda tahu berapa banyak yang harus ditabung setiap bulannya. Menyusun wishlist secara realistis akan memotivasi Anda untuk lebih disiplin dalam mengelola keuangan.

8. Cari Tambahan Penghasilan

Jika penghasilan utama tidak mencukupi untuk mencapai target finansial, mencari penghasilan tambahan adalah solusi terbaik saat mencoba cara memanage keuangan pribadi

Anda bisa mengambil pekerjaan paruh waktu, freelance, atau memanfaatkan keahlian tertentu untuk bisnis sampingan, seperti menjadi penulis, desainer grafis, atau berjualan online.

Selain itu, investasi juga bisa menjadi sumber penghasilan tambahan. Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda, seperti reksa dana, saham, atau properti. 

Dengan penghasilan tambahan, Anda bisa lebih cepat mencapai tujuan keuangan tanpa mengorbankan kebutuhan sehari-hari.

9. Miliki Beberapa Rekening

Memisahkan rekening untuk tabungan dan kebutuhan bulanan membantu mencegah godaan untuk menggunakan uang tabungan. 

Pilih rekening tanpa fasilitas kartu ATM agar lebih sulit diakses. Setiap kali menerima gaji, langsung sisihkan sesuai dengan anggaran untuk tabungan dan dana darurat.

Jika ingin lebih praktis, manfaatkan layanan auto-debet dari bank untuk menyisihkan uang secara otomatis. Anda juga bisa mempertimbangkan produk deposito untuk pengelolaan uang jangka panjang. 

Dengan bunga tetap, deposito memberikan keuntungan tambahan sekaligus keamanan lebih bagi dana yang Anda simpan.

10. Pantau Pengeluaran dan Lakukan Evaluasi

Mencatat pengeluaran harian dan melakukan evaluasi rutin adalah kunci mengelola keuangan yang baik. Tanpa catatan, sulit untuk mengetahui ke mana saja uang Anda pergi. Siapkan buku catatan atau gunakan aplikasi keuangan untuk mencatat setiap pengeluaran.

Di akhir bulan, evaluasi apakah ada pos yang terlalu besar dan perlu dikurangi. Misalnya, jika pengeluaran untuk makan di luar melebihi anggaran, rencanakan untuk memasak di rumah lebih sering bulan depan. 

Evaluasi ini membantu Anda memperbaiki kebiasaan pengelolaan uang dan meningkatkan efisiensi keuangan secara bertahap.

11. Jangan Lupa Bersedekah

Selain menabung untuk kebutuhan sendiri, alokasikan sebagian penghasilan untuk membantu orang lain. Sedekah tidak hanya memberikan manfaat spiritual, tetapi juga membantu Anda merasa lebih bersyukur dan memaknai penghasilan yang dimiliki.

Alokasikan 5-10% dari pendapatan untuk sedekah atau donasi, sesuai dengan kemampuan Anda. Hal ini juga menjadi cara membangun hubungan sosial yang lebih baik dengan masyarakat sekitar. 

Dengan berbagi, Anda bukan hanya meningkatkan kebaikan, tetapi juga membuka peluang keberkahan dalam keuangan Anda.

Praktikkan tips di atas secara realistis dan sesuai kemampuan. Ini penting agar Anda bisa konsisten menjalankan cara mengatur keuangan pribadi sehingga mendapatkan efek positif dari hal tersebut.

Meli Nurhaliza

Meli Nurhaliza adalah penulis yang berfokus pada topik keuangan keluarga dan peluang bisnis. Dengan gaya penulisan yang hangat dan praktis, Meli membantu pembaca menemukan solusi finansial yang relevan untuk kehidupan sehari-hari.

Bagikan: